Senin, 23 Maret 2015

Dendam Si Nyai Untuk Suaminya

DENDAM SI NYAI UNTUK SUAMINYA
Oleh Putry Pandawa

Menari mengikuti irama alam yang mengajakku sejak senja tadi
Menyisiri malam sepi dengannya dan alunan cintanya
Mengiang suara gelegar yang tak aku dan dengannya hiraukan
Karena asik dengan irama dan alunan gemulai pinggul mayang
Menari dan menyirami suara malam yang mulai takut dengan suara gelegar tadi
Suara yang membuat irama perlahan hilang dan membisu semakin jauh dan entah dimana
Terpaku masih menari dan lenggokan menyertai alam yang mulai sunyi
Suara jangkrik dan derik hewan malam membisu perlahan

Seketika aku terhenti
Pinggulku tak lagi bergoyang mengikuti alunan irama alam
Jiwaku tak lagi menari menyertai alunan cintanya
Ku sisir malam dengan langkah sayu dan mulai melayu dan hempas layu
Mengiris sekali senyap malam ini bagiku
Aku tersedu dan menangis merengek dan semakin keras teriakanku
Alunan irama yang menggemulaikan tubuhku terkulai tak berdaya
Tanpa nyawa ia menyertai cintanya dan berikannya padaku
Irama yang menggoyangkan pinggulku tersentak lobang hitam di keningnya
Darah bersimpah disekujur wajah sunyinya
Wajah yang tadinya berirama dan bergulat dengan gemulai
Kini mati dan beku di malam sunyi sepi senyap tanpa suara jangkrik apalagi irama alam
Aku menyertak menyumpah yang membuangnya membunuhnya dan menghilangkannya
Suara yang dengannya aku bergoyang gemulai sirnah hitam dibunuh pembenci
Suara yang dengannya aku menyisir senja hingga malam tewas dibantai sahabatnya yang iri
Alunan irama alam yang menyeruak senja malam kini bertumpah dendam airmata
Dengannya sumpah terpaku di senja malam
Dan alunan bersama airmata menjadi legenda alam nyai ronggeng kampung bojong kulur

Tidak ada komentar:

Posting Komentar