Ahmad Dhani (26 Mei 1976)
Personal yang sangat kontroversi, pentolan Dewa ini selalu membuat
pro-kontra. Bongkar pasang anggota band, eksperimentasi sound, hingga
menulis lirik yang sering mengutip kata-kata mutiara dari tokoh
terkenal. Tapi banyak juga yang memujinya, terutama dalam mengendus
warna musik yang bakal ngetop.
A. Riyanto (23 Nopember 1943 – 17 Juni 1994)
Telah banyak lagu yang lahir dari tangan ayah dari Lisa A. Riyanto
ini. Salah satu tonggak music pop Indonesia yang berhasil menghantar
belasan penyanyi top era 70-80 an ke dapur rekaman antara lain: Tety
Kadi (Teringat Selalu), Ernie Djohan (Teluk Bayur), Rafika Duri (Hati
Tertusuk Duri), Jamal Mirdad adalah temuan terakhirnya yang diorbitkan
lewat album Hati Seputih Salju.
Fariz RM (5 Januari 1959)
Multiinstrumentalis, Penyanyi, Penulis Lirik yang menelurkan 15 Album
solo dan 58 album kolaborasi, dengan berbagai formasi band. Tapi, bukan
produktivitasnya yang menjadikan Fariz salah satu sosok penting
perjalanan music pop Indonesia. Konsep pemikirannya dianggap ikut
memoles wajah music kita. Maka, tak ada yang risih untuk mengakui bahwa
bule, panggilan akrabnya, memang seorang jenius.
Melly Goeslaw (7 januari 1974)
Sebelum melly menulis lirik, perempuan hanya sebagai obyek dalam
music Indonesia, sejak jaman Ismail Marzuki hingga Titiek Puspa.
Kemudian datang Melly, membalikkan angle, bahwa perempuan bisa juga
berselingkuh lebih dulu, tidak setia-yah, namanya juga manusia. Ternyata
banyak yang suka, hingga para penyanyi musti sabar antre untuk bisa
nyicipi hasil karyanya. Beberapa diantaranya ikut melambungkan nama
besar , sebut saja Krisdayanti (Menghitung Hari), Rossa (Tegar), Eric
(Ada Apa Dengan Cinta), hingga penyanyi Malaysia, Fauziah Latif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar