Selasa, 23 September 2014

Musik Keroncong

Keroncong bermula dari sejenis musik portugis yang mereka beri nama Fado. Jenis musik tersebut di perkenalkan di Indonesia oleh para pelaut dan anak buah kapal niaga sekitar abad 16. Dalam perjalanannya musik keroncong ini mengalami banyak perkembangan dan perubahan.  Perkembangan tersebut diantaranya masuk sejumlah unsur-unsur yang berasal dari nusantara, di antaranya pengunaan alat musik tradisional seperti seruling dan beberapa komponen dari gamelan. Pada sekitar abad 19 jenis musik yang sudah campuran ini mulai popular di berbagai tempat di Indonesia.
Awalnya musik jenis ini dimainkan dengan alat musik yang memiliki dawai, seperti biola,ukulele dean juga selo. DI Indonesia musik ini mulai bercampur dengan kesenian tradisional. Alat musik khas nusantara di gunakan untuk memainkan musik keroncong ini.
Pem-"pribumi"-an keroncong, dengan alat-alat musik seperti
  • sitar
  • rebab
  • suling bambu
  • gendang, kenong, dan saron sebagai satu set gamelan
  • gong.
Saat ini, alat musik yang dipakai dalam orkes keroncong mencakup
  • ukulele cuk, berdawai 3 (nilon), urutan nadanya adalah G, B dan E; sebagai alat musik utama yang menyuarakan crong - crong sehingga disebut keroncong (ditemukan tahun 1879 di Hawai)
  • ukulele cak, berdawai 4 (baja), urutan nadanya A, D, Fis, dan B. Jadi ketika alat musik lainnya memainkan tangga nada C, cak bermain pada tangga nada F (dikenal dengan sebutan in F);
  • gitar akustik sebagai gitar melodi, dimainkan dengan gaya kontrapuntis (anti melodi);
  • biola (menggantikan Rebab); sejak dibuat oleh Amati atau Stradivarius dari Cremona Itali sekitar tahun 1600 tidak pernah berubah modelnya hingga sekarang;
  • flute (mengantikan Suling Bambu), pada Era Tempo Doeloe memakai Suling Albert (suling kayu hitam dengan lubang dan klep, suara agak patah-patah, contoh orkes Lief Java), sedangkan pada Era Keroncong Abadi telah memakai Suling Bohm (suling metal semua dengan klep, suara lebih halus dengan ornamen nada yang indah, contoh flutis Sunarno dari Solo atau Beny Waluyo dari Jakarta);
  • selo; betot menggantikan kendang, juga tidak pernah berubah sejak dibuat oleh Amati dan Stradivarius dari Cremona Itali 1600, hanya saja dalam keroncong dimainkan secara khas dipetik/pizzicato;
  • kontrabas (menggantikan Gong)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar